"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

20 de maio de 2006

RODA KEHIDUPAN

Berjuta jalan simpang membentang di depan mata, itu bukan lagi hal baru. Di antara jalanan yang tak lagi terhitung jumlahnya, entahkah jalan simpang masih cukup membantu tuk memperpendek jarak peziarahan ini.
Batin terus bergetar, tanya terus terungkap dari bibir-bibir kelu yang haus akan sebuah kecupan kasih sayang. Hari berlanjut dan keyakinan ini sepertinya terus ditantang untuk mencerna butir-butir mutiara yang terselip di antara tajamnya bebatuan perjalanan ini.
Mungkin bukan apa-apa mengenang kembali musim barat yang mengerikan ketika kita menikmati cerahnya musim semi. Juga mungkin bukan apa-apa tersenyum bersama cerahnya hari di musim tak bernama, di saat kita terkungkung dalam dinginnya musim ini.
Boleh jadi angan terus mempermainkan arah pikiran kita, sampai-sampai kesanggupan kita menyurut untuk sungguh-sungguh menghayati kenyataan hisup saat ini.
Terkadang lamunan itu teramat nukmat sampai kita lupa kalau itu cuma angan belaka dan lupa pula bahwa kita seharusnya kembali menjejakkan kaki di alam nyata.
Begitulah perasaan terus memainkan perannya sementara kita turt larut dalamnya.
Brtapa kita boleh menikmati hidup sementara perjalanna terus kita telusuri. Kita berjalan dalam ritme sang khalik, banyak kali tanpa kita sadari. Sementara roda perjalanan ini terus menuntun kita dalam lika-liku hidup.