"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

24 de abril de 2009

A Ilha das Trevas-Pulau Derita

"E, quando me perguntaram o que me fez enfrentar todos estes horrores, o que me fez combater, o que me fez resistir, o que me fez sobreviver, respondo sempre que não foi a coragem, nunca se colocou a questão da coragem. O que me fez estar vivo e enfrentar os bapas foi uma coisa imensamente mais simples. Foi o medo" (In José Rodrigues dos Santos, A Ilha das Trevas (8ª ed.), Lisboa: Gradiva, Janeiro 2009, p. 345)
"Dan, ketika mereka bertanya kepadaku apa yang memampukan aku untuk menghadapi semua horor ini, apa yang membuatku berjuang, apa yang membuatku bertahan, apa yang menjadikanku bertahan hidup, aku selalu menjawab bahwa bukan keberanian, tidak pernah soal keberanian. Yang membuatku bertahan hidup dan menghadapi para bapa adalah sesuatu yang begitu sederhana. Dia adalah ketakutan"

A Ilha das Trevas atau Pulau Derita adalah sebuah novel dari penyiar TV dan jurnalis RTP Portugal, yang juga seorang dosen, José Rodrigues dos Santos. Novel ini pertama kali diterbitkan tahun 2002 oleh Temas & Debates dalam koleksi "Ficção/Verdade"-Fiksi/Kebenaran. Lalu 2003 oleh Círculo de Leitores. Novel ini diedit dan diterbitkan lagi pada April 2007 (edisi pertama) oleh penerbit Gradiva. Novel ini telah mencapai edisi ke-8 pada Januari 2009.



Novel ini merupakan kumpulan fakta yang dirangkai dalam sebuah narasi tentang kebenaran. Atau dalam bahasa penulis, menceritakan kebenaran lewat fiksi. Tetapi tidak seluruhnya fiksi karena novel ini sendiri adalah novel tentang fakta dan kebenaran.
A Ilha das Trevas atau Pulau Derita mengisahkan peristiwa "invasi" Indonesia atas Timor-Leste -dalam bahasa Barat- atau proses "integrasi" Timor-Leste ke NKRI -dalam bahasa pemerintahan RI. Karena itu kisah ini dimulai dari proses panjang "invasi" / "integrasi" sampai proklamasi kemerdekaan República Democrática de Timor-Leste (Republik Demokratik Timor-Leste), dengan berbagai aksi dan peran besar TNI dengan Kopassus-nya. Aksi-aksi yang telah memakan ribuan bahkan jutaan nyawa demi sebuah kemerdekaan. Kisah, fakta dan kebenaran yang tidak pernah disiarkan oleh stasiun radio atau TV Indonesia, tidak pernah ditulis dalam surat kabar atau majalah di Indonesia, tidak pernah dipublikasikan dalam buku-buku sejarah di Indonesia. Atau dengan kata lain, kisah yang bertolak belakang dengan apa diketahui oleh orang kebanyakan di tanah air. Dan tentunya tidak semua mengetahui kisah-kisah sebenarnya. Saya yakin hal yang sama terjadi dengan saudara-saudara kita di daerah-daerah konflik seperti Aceh dan Papua.
Karena itu novel ini adalah sebuah "dokumen sejarah" yang menyakitkan, menyedihkan dan mengharukan untuk dikenang, menginformasikan, mencerahkan dan memerdekakan untuk menatap ke depan.

Etiquetas: , , , , ,