"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

29 de abril de 2009

Flu Babi



Hari-hari ini, Tuhan, dunia kembali dikejutkan oleh satu lagi virus yang mengancam nyawa manusia, namanya Flu Babi. Flu yang datangnya dari binatang yang namanya Babi. Virus ini mulai beraksi di Meksiko dan telah memakan korban jiwa. Flu ini kini berkelana ke hampir seluruh penjuru dunia. Seperti manusia yang suka melancong, virus inipun mulai mengunjungi tempat-tempat kesukaannya. Karena itu semua negara kini was-was, cemas dan mulai mengambil tindakan preventif dan kuratif.

Begitulah, Tuhan, hewan-hewan pun mulai tak bersahabat dengan manusia. Mereka yang selama ini menjadi santapan lezat manusia, kecuali mereka yang vegetarian atau alasan keagamaan, kini balik menyerang manusia. Mereka kini memainkan peran bukan lagi sebagai korban tetapi pemakan korban. Masih segar dalam ingatan kami flu burung yang juga sempat meresahkan masyarakat dunia dan juga memakan korban jiwa.

Tuhan, dunia ini sepertinya sudah tidak bersahabat lagi dengan manusia. Mulai dari bencana alam, perang sampai penyakit yang mematikan. Isu-isu seperti pemanasan global kembali menyadarkan manusia kalau bukan hanya mereka saja yang bernyawa. Alam raya, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan pun bernyawa. Dunia dan bumi ini bukan melulu hak milik manusia semata. Ciptaan lain selain manusia pun memiliki hak dan tempat atas bumi ini.

Begitulah Tuhan, saat kami terlalu egois, kami sendiri yang harus membayarnya kelak (atau saat ini) dengan harga yang mahal. Bukankah kami yang terlebih dahulu memusuhi ciptaan lain? Bukankah manusia yang pertama-tama tidak bersahabat dengan alam?

Tuhan, berikan kami kesadaran yang cukup untuk menghormati alam ciptaan-Mu dan bersahabat dengan siapa dan apa saja.