"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

19 de fevereiro de 2016

Sajak-sajak Janela da Alma (1)


Mentari baru saja berputar haluan merangkul bukit, lalu jatuh menepi di ujung senja. Sementara di pojok ini udara dingin berhembus menari-nari mengelus halus tubuh-tubuh berbalut mantel musim dingin. 
Ah, hari beranjak dan malam mendekat, saat raga menepi pada rangkulan jiwa, laksana si kecil terbuai berbungkus senyum dalam rangkulan hangat pangkuan sang ibunda. 
Dan kitapun berjanji: masih ada esok buat jiwa yang merindu. Tuhan, inilah kami! 
(POR 19.02.16)