"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

19 de novembro de 2009

Coretan Malam



Hari kembali beranjak pergi. Hilang di balik awan musim gugur. Satu-satu daun kuning jatuh bertebaran, melepaskan diri dari lilitan inang pengasuhnya, kembali dipeluk hangat rangkulan bumi. Sunyi senyap. Tiada suara. Cuma benderangnya lampu malam menyoroti keremangan. Di sini masih ada atau telah ketiadaan hidup?

Tentunya masih ada. Waktu masih terus berputar. Angin masih terus berhembus. Hidup masih dapat dinikmati. Di belahan bumi lain, mentari baru saja mengintip, membangunkan embun pagi. Hidup kembali berputar di sana, meski di sini saatnya lelap dalam tidur. Karena begitulah hukumnya. Perputaran dan pergantian saling mengganti. Di sini malam, di sana siang. Namun satu yang pasti, msiteri ini sungguh tak terpahami...

Kularutkan malam dalam renung, mensyukuri karunia nian berarti. Tertantap pada pucuk-pucuk kehidupan baru, yang selalu dan selalu saja kembali lahir. Dalam adanya kita, ada Dia yang terus mengatur, mengarahkan dan menentukan arah perjalanan. Banyak yang telah singgah di sini, menorehkan coretan tangannya, meninggalkan pikirannya, buat dikenang selalu dalam peredaran zaman.

Dalam keremangan malam dan keheningan musim gugur, cahaya itu terus bersinar. Sebab ada Dia dan ada mereka, yang terus mengukir kisah di relung hati nan dalam. Bersatu dalam angan, berpacu dalam hidup...