"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

11 de abril de 2007

Yang khas dari ucapan selamat ala portugis

Ada yang menarik dari ucapan-ucapan selamat orang portugis. Di saat bertemu orang akan mengucapkan selamat di ikuti dengan tanda selamat. Lalu diikuti pertanyaan lanjutan yang sudah menjadi kebiasaan: como está?/como estás? (apa kabar?); tudo bem (baik-baik?); passou bem? (passed well?) . Untuk orang yang baru tiba dari sebuah perjalanan atau baru saja menyelesaikan ujian atau pekerjaan lain, etc ada juga kebiasaan untuk bertanya bagaimana perjalanan atau ujian atau pekerjaannya, berjalan baik atau tidak, lancar atau tidak, etc walaupun cuma basa-basi.
Lalu di saat berpisah, selain ucapan selamat dan tanda berpisah: ate já, até logo, até breve (sampai jumpa), até qualquer dia (sampai kapan-kapan), até amanhã (sampai besok), etc, diikuti dengan: se Deus quiser! (kalau Tuhan menginginkan/mengizinkan).
Dari seruan-seruan ini saya kira terungkap harapan, keinginan dan perhatian kepada lawan bicara kita. Di sini terselip besarnya rasa kekeluargaan dan keterlibatan, bukannya ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan orang lain, tetapi sebaliknya, menunjukkan kalau saya punya perhatian terhadap apa yang terjadi dengan orang yang ada di hadapan saya, yang adalah juga saudara saya. Dan semuanya ini di serahkan ke dalam kehendak Tuhan. Saya punya keinginan untuk kembali bertemu dengan orang yang baru saja saya jumpai tetapi Tuhan mungkin punya rencana lain yang tak terselami.