"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

24 de março de 2010

Kata-Kata Bijak 22/Sabedoria

@feliciano

***
"Assim como uma pequena planta deve enfrentar muitos obstáculos antes de se transformar numa árvore, nós precisamos experimentar muitas dificuldades no caminho da felicidade absoluta" (Nitiren Daishonin)


@feliciano


***
"Sama seperti sebuah tanaman kecil harus melewati banyak rintangan sebelum menjadi sebuah pohon, kita pun perlu melewati banyak rintangan untuk mencapai kebahagiaan sempurna"



23 de março de 2010

Buku karya Cristo Dhogo: Su'i Uwi, Ritus Budaya Ngadha dalam perbandingan dengan Perayaan Ekaristi

Referênsi dari Penerbit:

"Dhogo C., Su’i Uwi, Ritus Budaya Ngadha dalam Perbandingan dengan Perayaan Ekaristi,.xxii+250 hlm. 140x210 mm.
Rp 42.000,- Ledalero, 2010.

Su’i Uwi merupakan upacara inti dan puncak dalam perayaan reba tahunan orang Ngadha … sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Yang Ilahi. … sebagai penganut agama Katolik orang Ngadha juga memiliki perayaan ekaristi sebagai puncak dari kehidupan menggereja.
Penulis buku ini berupaya untuk menemukan benang merah antara “kedua puncak” tersebut. Lebih jauh, pembahasan ini akan membantu para pembaca dan orang Ngadha untuk melihat serta meneumukan bahwa tidak ada dua “puncak kehidupan”. Yang ada hanyalah satu, yaitu pencak kehidupan sebagai seorang beriman yang bersyukur kepada Tuhan."
***

Dalam emailnya kepada teman-teman seangkatan, sang penulis berkisah:
"Buku ini adalah hasil olahan dari tesis saya. Saya berusaha menjembatani antara perayaan Ekaristi dan perayaan Reba di Ngadha (Ngada itu nama kabupaten karena dahulu orang Belanda tidak bisa menyebut bunya 'dh'). Orang Ngadha memiliki perayaan Reba yang merupakan peryaan Tahun Baru bagi mereka. Ada 13 bulan dalam lingkaran hidup orang Ngadha. Dalam Reba terdapat satu malam untuk ritus inti yaitu ritus Su'i Uwi yang intinya adalah ucapan syukur dan sekaligus melitanikan atau mendaraskan kembali (oleh pemimpin rumah) wejangan dari para leluhur. Dan orang Ngadha umumnya ingatbaik wejangan ini, karena diulng-ulang terus setiap tahun, yang sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup. Orang Ngadha lebih merasa bersalah jika melanggar pepatah atau wejangan tersebut.
Selain unsur tersebut, ada juga unsur perjamuan, dll. Saya berusaha menjembatani perayaan Reba ini dengan perayaan Ekaristi, di mana dalam perayaan Ekaristi juga terdapat Liturgi Sabda (wejangan dan pegangan hidup) dan perjamuan syukur. Usaha ini untuk membantu usaha inkulturasi di Ngadha yang umumnya sudah berjalan, namun belum memiliki dasar teologis yang dirumuskan secara baik.
Tujuan akhir saya adalah (1) tidak mencampurkan kedua perayaan tersebut, karena itu ada titik temu, titik beda dan titik singgung. (2) menegaskan bahwa kedua perayaan tersebut bermuara pada DIA, yang mahakuasa. (3) bahwasannya perayaan Reba dibuat hanya sekali setahun, namun perayaan Ekaristi dibuat setiap hari, setiap Minggu dengan tujuan untuk mendapatkan wejangan atau pegangan hidup. Dengannya, orang Ngadha lebih merasakan bahwa perayaan Ekaristi juga adalah 'reba' harian, 'reba' mingguan tempat menerima wejangan dan pegangan widup bukan saja dari para pewaris tradisi (Gereja) melainkan juga dari Dia (secara langsung melalui Sabda atau Firman). Dengannya, dapat dihindarkan dua puncak kehidupan yang terpisah yaitu puncak kehidupan berbudaya (Ngadha) dan puncak kehidupan beriman (Katolik). Sasaran terakhir adalah menjadi orang Ngadha beriman Katolik, bukan orang Ngadha dan orang Katolik".
***
Proficiat kawan!



Etiquetas: , , ,

Kata-Kata Bijak 21/Sabedoria

@feliciano
***

"Ao longe, lá no brilho do sol, estão as minhas mais sublimes aspirações. Posso não alcançá-las, mas consigo olhar para o alto e ver as suas belezas, acreditar nelas e tentar seguir por onde elas me guiam" (Loisa May Alcott)

***

"Di kejauhan sana, pada cahaya mentari, tersimpan aspirasi-aspirasiku yang paling mendalam. Aku bisa saja tak mampu menggapainya, namun kudapat memandang ke atas dan mengagumi keindahannya, percaya padanya dan coba mengikuti arah ke mana mereka menuntunku"