"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

31 de dezembro de 2009

Catatan Akhir Tahun



Jam berganti, menit berlalu, detik berganti membawa kita ke penghujung tahun. Hari terakhir tahun 2009 sekaligus hari terakhir dekade ini segera akan berakhir. Sebentra lagi tahun dan dekade baru akan dimulai. Banyak yang sudah tercatat dalam sejarah hidup kita masing-masing sebagai pribadi, bangsa dan umat manusia secara keseluruhan. Ada peristiwa menggembirakan yang membuat kita tersenyum puas, bahagia dan bangga. Kita mencatat semuanya itu sebagai bekal hidup yang tak terlupakan. Namun ada pula kejadian-kejadian menyedihkan yang membuat hati gundah, sedih dan terpukul. Kita dihadapkan pada kenyataan hidup penuh tanya, seolah tanpa jalan keluar.

Itulah catatan-catatan yang masing-masing kita boleh melengkapinya secara konkret. Satu hal itu pasti, waktu terus berubah dan kita terlelap di dalamnya. Mari kita melepas-pergikan tahun yang lama dengan segala keunikannya dan menyambut tahun dan dekade baru sebagai tahun penuh harapan baru. Renovasi hidup dalam harapan akan masa depan yang lebih cerah menjadi permohonan kita. Kiranya tahun yang baru menjadi momen bersejarah yang takkan terulang dalam hidup. Karena itu mari kita maknai setiap momen sebagai kesempatan satu-satunya dalam hidup.

SELAMAT TAHUN BARU 2010

27 de dezembro de 2009

SMS-SMS Natal 2009


- Natal telah tiba, kidung Natal sudah terdengar di mana-mana, harumnya bunga Desember pun sudah semerbak, siapkan palungan hatimu untuk menyambut Sang Bayi Natal, Dia Yesus juru selamat kita yang datang membawa damai di hati.
- Banyak warna di kehidupan kita, tapi warna Natal tidak pernah berubah! Penuh kasih, cinta dan kebahagiaan.
- Seorang Anak telah lahir menghibur isi dunia, KerajaanNya tak berakhir dan Maha Agung Sang Raja Damai, Selamanya.
- Sebuah Cinta takkan sirna, seutas Kasih takkan tersisih, rasa sayang takkan hilang, tali persaudaraan takkan putus jika Bayi Yesuslahir di palungan hati kita.
- NATAL: "Kemiskinan Yesus yang menyelamatkan". Kemuliaan bagi Dia yang Maha tinggi. Mari kita sambut Dia dengan hati suci, murni dan bersih.
- Bayang-bayang Natal telah terlihat, kidung-kidung Natal telah terdengar, harumnya bunga Desember pun terlah tercium. Siapkan palungan Hatimu, sambutlah Sang Bayi Natal, Yesus Juru selamat, yang datang membawa damai di hati kita.
- Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah. Dengan seni kehidupan menjadi halus. Dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna.
- Tuhan itu baik kepada semua orang!


25 de dezembro de 2009

Damai di Bumi, Damai di Hati



Jarum jam perlahan-lahan berputar mendekati pukul 23.30. Waktu yang ditetapkan untuk perayaan malam Natal. Gerimis sejak tadi menetes satu-satu. Tiada angin. Semua terasa sunyi. Ini berbanding terbalik dengan laporan berita dari tempat lain bahwa sedang terjadi cuaca buruk, aliran listrik dan air terputus sehingga banyak keluarga akan menjalankan malam Natal benar-benar dalam kegelapan.

Aku beranjak keluar. Rintik hujan sudah mulai reda. Suasana senyap. Banyak keluarga sedang berkumpul bersama dalam jamuan malam Natal sebagaimana lazimnya tradisi Natal di sini. Aku memutuskan untuk berangkat setengah jam lebih awal ke Gereja. Kukumpulkan perlengkapan yang perlu, tak terlupa kaus tangan dan penutup kepala.

Perlahan-lahan kuberanjak pergi. Polo MZ bergerak lambat menuruti keinginan hatiku. Lampu-lampu hias dijalanan bersinar terang. Tak ketinggalan hiasan rumah-rumah penduduk turut menambah semaraknya malam Natal. Teduh, tenang. Tak kudengar riuh gemuruh. Semua seakan larut dalam keheningan. Tak biasa!

Kutiba di pemukiman, di atas puncak bukit. Kulihat jelas pemukiman di bawah sana, diterangi lampu-lampu. Satu dua orang mulai berarak menuju Gereja. Ada yang sudah tiba di sana sedari tadi. Cafe di samping Gereja terlihat ramai.

Perlahan-lahan lonceng gereja berdetak, pertanda sebentar lagi perayaan malam Natal akan berlangsung. Satu, dua sapaan dan persiapan akhir bersama. Udara terasa dingin di atas bukit ini. Untung ada satu pemanas difungsikan. Bangku-bangku gereja perlahan dipenuhi umat. Ada yang datang natalan di sini bersama keluarga. Mereka dari sini tapi bekerja atau sekolah di luar.

Tepat pukul 23.30 perayaan dimulai. Arakan bersama Bayi mungil diiringi lantunan kidung Natal. Syahdu, tenang. Ya, inilah malam damai, malam Natal. Saat-saat yang syahdu merasuki kalbu, mengenang tapak-tapak perjalanan hidup. Natal, lahir baru, hidup baru.

Dalam kegemerlapan eksterior yang penuh gaduh, Natal sebenarnya adalah kesederhanaan. Sang Bayi Yesus lahir dalam segala kesederhanaan. Dalam dingin malam, tiada tempat di penginapan, Ia lahir di palungan hewan, dibungkus secarik lampin, dibaringkan dalam kandang hewan. Ia lahir dalam kesederhanaan bersama mereka yang sederhana. Namun dalam kesederhanaan ini ada kedamaian, ada suka cita dan rasa bahagia di hati. Paduan suara para malaikat bersama para penggembala melantunkan madah pujian "Gloria in excelsis Deo et pax in terris", Kemulian kepada Allah dan damai di bumi...

Apalagi yang mau diharapkan di malam Natal ini selain damai di hati dan damai di bumi? Memang Natal tidak dirayakan sedamai yang diharapkan di semua tempat, namun spirit damai inilah yang tetap menjadi impian semua orang yang berkehendak baik.

Perayaan berjalan khidmat. Anak-anak terlihat bahagia, bergoyang kecil mengikuti alunan musik natal. Ada yang terlihat sendu, terpekur dalam pikirannya. Mungkin ada alasan untuk itu. Di tengah gundahnya situasi hidup, situasi dunia dan planet kita, ada saja pertanyaan yang terus mencari jawab.

Malam pergi. Dini hari datang berarak menyambut pagi. Malam Natal pun pergi, namun ada bekas tertinggal di sanubari ini...


22 de dezembro de 2009

Satu dua kata menjelang lahir



Sebuah hasil refleksi indah sobat Fidel Fallo di Lisabon ke Beranda Misi:

Berulang kali mereka keluar dari mulut-mulut najis: Babi! Anjing! Kerbau! Kuda! Atau malah ada yang lebih lancang mengumpul dalam satu kata lebih sarat: Binatang!

Kami manusia, kamu binatang. Jelas kita beda. Kursi duduk kami jauh lebih tinggi, piring makan kami putih dan layak. Tegas kami mengucap: Ada kami untuk menguasaimu! Kitab Suci mengafirmasi begitu, bukan? Kamu, binatang, tempatmu di sana, di sudut itu, di belakang situ, atau di samping ini. Ah dasar jelek!

Turun temurun cerita datang. Bangga kita punya, karena Dia, Tuhan kita, sudi menyatakan diri. Tempat nginap yang penuh terisi saat itu, memaksa Ibu dan Bapak mencari alternatif. Dingin malam, gelap bumi tak terelakkan. Mau bilang apa, hanya ini yang kita punya, gumam seorang. Dan, ke sana, ke tempat si mulut-mulut lincah, kawanan ciptaan kurang logika itu, duduk-sabar-menjaga TAMU BARU.

Bayi kecil yang kita imani sungguh, justru memilih diterima mereka; para bawahan itu.

Sejak dini

tubuh-Nya menyentuh wadah kasar palung makan binatang,

kulit-Nya merasakan dingin angin malam,

mata-Nya menangkap gelap sekeliling, dan

hidung-Nya mencium bau amis kandang.

Dia yang adalah Tuhan, tahu persis, bahwa: Hidup tak segampang membalikkan telapak tangan.

Baru beberapa saat sesudah itu, tiga raja bertampang "pantas", tersentuh rasa dan bergerak mendekati tempat kumuh.

Tak mengapa jika renung hati ini kuhentikan di sini, sebab pikir, bayang, tentang dia takkan bertitik final.

Ku tak punya lebih, sambungmu atas kata-kata ini, boleh menjadi kado Natalku buatmu semua sama saudaraku.

SELAMAT NATAL 2009

Fifa - Lisabon ( dalam dingin pagi yang tak kunjung bersahabat jari-jari ini mengirim kata)

***

Obrigado kawan buat kata2 penuh bijak...

Kata-kata yang mengusik nubari

mencari makna hidup sebenarnya!

21 de dezembro de 2009

IBU



- Melihat dengan hati

mengerti dengan perasaan

merasakan dengan kasih.


- Mencucurkan keringat demi keluarga dan anak

mencucurkan air mata karena sayang

tersenyum bahagia karena hidup

berkanjang dalam syukur karena sukses anak dan keluarga.

- Ia hadir dan ada ketika semua tak peduli

Dialah IBU...

É NATAL

@feliciano, igreja matriz tortosendo



"Na escuridão dos nossos medos,

brilha um clarão de esperança.

Na sombra da solidão e miséria,

nasce um fogo de ternura.

Nas trevas da violência e da morte,

surge a claridade da Boa Nova.

Hoje

a Luz de Deus iluminou a noite do mundo.

Deus fez-se criança.

É NATAL"

(autor desconhecido)

***

Dalam pekatnya kegelisahan kita,

lahir sebuah cahaya harapan.

Dalam bayang-bayang kesendirian dan kemelaratan,

lahir sebuah bara kemurahan.

Dalam gelapnya kekerasan dan kematian,

muncul sebuah terang Kabar Gembira.

Hari ini

Terang Ilahi telah menyinari gelapnya dunia.

Tuhan mengambil rupa seorang anak kecil.

Itulah NATAL

20 de dezembro de 2009

Catatan ringan


Boleh kau merebah diri

meraba kalbu

mengecap kasih,

Sebab hari telah kau maknai

jalan telah kau telusuri

hidup telah kau resapi,

sedalamnya

sepenuhnya.

Ia datang


Sebelum kuberanjak ke peraduan malam

kuingin tinggalkan lukisan hari

pada bayang harap yang terus berkuncup

dengan sepenggal syukur dan pujian

ke hadirat Sang Khalik

di singgasanaNya

mulia.

Ingin kugenggam hari

dalam peraduan malam

biar hidup terus berarti

meski cerita tak selamanya berujung pasti.

Dia datang

Dia kembali datang

menginap di lubuk hati

tiap insan yang berserah pasrah

pada kasih mesraNya.

Kau datang

aku di sini

bersama kita ke peraduan malam

sebab besok ada hari baru.

Slamat datang, Sobat!


10 de dezembro de 2009

catatan


1. Engkau kembali hadir

berhadap-hadap harapan

merambat di pagi bertuah

mencari angan-angan rapuh

saat mata hati samar suram

berpuat kepenatan hari.

2. Kau datang lagi

hari mendekat

langkah berlalu

hadir baru

dalam ada yang rapuh.

3. Hari berganti

akhir tahun mendekat

kau kembali datang.