"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

31 de julho de 2007

Partilha

A reflexão do P. Inácio na missa do sábado, 28 de Julho de 2007 (Semana XVI, Ex 24, 3-8; Mt 13, 24-30):

Irmãos,
Gostava de iniciar esta partilha com as seguintes palavras: "Onde existe a possibilidade do ódio, existe também a possibilidade de amor: Basta fazer uma escolha". Esta é a frase de Tillich. Nesta frase Tillich quer mostrar-nos duas realidades diferentes que existem na nossa vida: o amor e o ódio. No fim das suas palavras Tillich convida-nos a fazer uma escolha: ou o amor ou o ódio.
Irmãos,
Ouvimos no Evangelho de hoje a parábola de Jesus sobre o Reino de Deus. Jesus mostra-nos duas realidades diferentes através de duas figuras: o semeador e o inimigo. Estas duas figuras apontam para as duas realidades acima referidas: o amor e o ódio.
Irmãos,
Jesus deixa-nos viver e lutar nestas duas realidades da nossa vida. Jesus deixa-nos escolher entre os dois. Qual será a nossa escolha?
A nossa opção de agora pode determinar a nossa vida futura. Devemos, portanto, escolher um: o amor, porque o amor é mais forte do que o ódio e, mais ainda, não é possível ter dois amores num só coração.


Panas

Dua hari belakangan suhu udara di Lisabon meningkat drastis. Termometer sampai menunjukkan angka 40-an. Panas... panas sekali. Panas di sini memang lain. Mengapa lain? Ya, karena panasnya tak membuat kita berkeringat. Aneh bin ajaib. Rasanya tak bergairah untuk buat sesuatu.
Hari-hari liburan di sini sinonim dengan pantai dan melancong. Hari-hari ini pantai-pantai penuh dengan manusia. Semua ingin berjemur matahari. Semua ingin punya kulit gelap setelah liburan. Makanya panas ini semakin mengundang orang ke pantai. Selamat berjemuran dan selamat berlibur.


24 de julho de 2007

Kata dalam khayal

Kata terucap dari mulut menganga,
melihat ada gegap gempita di luar sana,
di bawah rembulan musim panas,
dan angin sepoi-sepoi dingin.


Ada yang terpikirkan,
tanpa kata di balik dinding khayal,
hanya untuk menjawab tanya,
yang belum berbentuk kalimat.


Ini dia,
mulut yang lama menganga,
ingin mengucap sepatah kata,
tuk menjawab tanya dalam khayal,
cuma tanya itu tak kunjung nyata.


Di luar sana,
gegap gempita menjawab kesunyian khayal,
menutup mulut yang masih menganga,
ingin menjawab tanya yang masih dalam khayalan.


Lisboa, malam 24.07.07






19 de julho de 2007

Apa Kabar

Apa kabar kawan
kunanti kau dalam diam
mencari di antara tirai-tirai bisu
sebersit sinar kabarmu.
Telah lama nian tak jumpa
rindu kita telah menumpuk
di antara harap-harap cemas
saat yang tepat tuk bersua.
Aku masih di sini
terbangun bersama terbitnya mentari
mencari di antara sela-sela dinding
cerita yng kemarin kita ukir bersama.
Apa kabar kawan
smoga kau pun baik adanya
kapan dan di manapun adamu.
Lisabon, 19.07.07

17 de julho de 2007

Kekal selamanya




Engkau memanggil namaku, Tuhan

untuk mengikuti jejak langkahmu

menapaki jalan panggilan

menjadi pengikutMu.

Engkau memilih aku

untuk menjadi satu dari pewarta kabar cinta kasihMu

sampai ke batas-batas dunia.

Aku menjawab "Ya", Tuhan

atas panggilanMu.

aku telah berjalan dalam jalan panggilan ini

sekian lamanya bersamaMu

namun rasanya aku baru saja mulai.

Berbagai suka dan duka

senyum tawa dan linangan air mata

keberhasilan pun kegagalan

terus mewarnai jalan-jalan hidup ini.

Namun aku tetap percaya

Engkaulah gembalaku yang setia.

Ikrar setiaku untuk selamanya menjadi milikMu

kuucapkan tulus

dari nubari berseri.

Aku menjawab "Ya", Tuhan

untuk panggilan dan pilihanMu.

Syukur berlimpah untuk anugerah teramat indah

yang kunikmati sepanjang hidupku.

Kuatkan tapak-tapak kakiku

biar aku makin layak mendekati altar kudusMu.

Hanya Engkaulah harapanku

tempat kuberpaling.

Dekaplah aku dalam pelukan kasihMu

seperti saat-saat indah aku didekap ibuku.

Tuhan, semoga ikrar setiaku kekal selamanya.

Lisabon, 9 juli 07

8 de julho de 2007



VOTOS PERPÉTUOS
No dia 07 de Julho de 2007, na Igreja paroquial de S. Pedro do Prior Velho, teve lugar a profissão dos Votos Perpétuos destes quatro jovens: Marcelino Ahadji (Togo), Floriano Jaling (Indonésia) Frederico Djagre (Togo) e Feliciano Sila (Indonésia). Foi o seu compromisso de vida, o de seguir Jesus como missionários ao serviço da Igreja e dos irmãos, através da pertença definitiva na Congregação dos Missionários do Verbo Divino (SVD). O Senhor, que começou este tão grande obra, seja a nossa força e o nosso guia!