"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

12 de agosto de 2006


MASIHKAH
Masih adakah kasih di hati terbalut dengki
oleh amuk amarah tak beralasan
hanya karena sesamanya merasa bahagia
menikmati hidup hari ini.
Masih adakah kasih di nubari terdalam
ketika sesama dipandang musuh
manusia tak lagi saudara
Sang Pencipta tak lagi penguasa tunggal.
Muncullah para pencabut nyawa
melabelkan diri para pembela dan penegak kebenaran dan keadilan
sementara semua saudaranya tahu
kalau dia sendiri penipu dan pelaku ketidakadilan.
Hati meringis dan menagis
melihat nyawa sesama terbang di ujung waktu
tinggalkan bangkainya yang tak lagi bertuan
oleh karena ia tak lagi punya siapa-siapa.
Dengarkanlah jeritan ini
kalian yang mengklaim diri penguasa bumi ini