GELISAH

Ketika fajar menyingsing, aku beharap pada rindu malam menanti pagi buat suatu ucapan selamat. Dan saat mentari siang menepi pada batas senja kembali rindu menagih janji. Jangan biarkan aku terus menjerit, menanti balasan tatapmu. Aku gelisah penuh kerinduan dalam batin yang terus menyembulkan rasa cinta. Namun kau cuma tersenyum diam dan terus diam yang justru membuat aku makin tersiksa. Kutagih jawab pada ufuk malam, setiap kali siang merajai kelam dunia maya. Tapi jerit hati masih tetap membisu. Sepertiny aku masih harus terus memendam rasa ini pada pucuk-pucuk senjaku.

MENTARI MUSIM DINGIN

Pagi ini mentari bersinar cerah/
di tengah penatnya kesibukan harian/
di antara dinginnya udara musim dingin.
Pagi ini mentari berseri/
udara terasa sejuk/
membiaskan harapan baru/
pada pekatnya kabut musim ini.
Di sana, di ufuk sana/
ada dia yang menanti/
seulas senyum/
secerah wajah mentari pagi ini.

BANJIR JAKARTA

Kota Jakarta dan sekitarnya terendam banjir... Itulah kejadian aktual di ibu kota negara. Kejadian yang tentunya bukan baru lagi untuk Jakarta khususnya dan Indonesia, umumnya. Maklumlah negeri ini sepertinya sudah ditakdirkan untuk berbagai bencana alam. Dan banjir Jakarta bukan baru terjadi tahun ini. Dia sudah menjadi tamu tahunan. Herannya, tak satupun jalan keluar yang bisa membendung datangnya tamu tak diundang ini. Pemerintah sepertinya buta atau tak mau peduli... Mungkin kalau kota Jakarta benar-benar terendam barula mereka sadar. Kasihan, yang menderita selalu saja rakyat kecil. Setiap kali banjir, mereka harus berjuang menyelamatkan diri. Namun ada yang tetap saja kehilangan nyawa. Sementera itu para pejabat dengan enaknya berdiam diri di istana mereka tak peduli. Mungkin kalau kota ini benar-benar terendam barulah mereka sadar kalau tempat-tempat lain pun layak di huni. Bukan cuma kota Jakarta yang layak dihuni, yang nyatanya memang tak layak lagi dihuni... Indonesia bukan saja kota Jakarta bung... Pemerintah negeri ini memang tidak peka apa-apa untk memperhatikan daerah lain. Padahal dari daerah-daerah inilah sebagian besar kekayaan mengalir laksana banjir ke ibu kota negeri ini. Seandainya saja Jakarta benar-benar terendam...

O DIA A SEGUIR

"O acto cívico a que somos chamados a participar neste Domingo tem um significado que nao pode ser subestimado. Independentemente dos resultados, todos nos deveriamos sentir comprometidos a dar seguimento às razões por todos apresentadas em favor da vida, em todos os momentos dessa vida: desde o começo à sua consumação, bem como a todos os outros condicionados por coisas tão comuns e tão fundamentais como a educação, a saúde, a habitação, o trabalho, sectores onde ainda nos encontramos em posição de constrangimentos inaceitáveis. Se tal acontecer, será um dia acinalável; se não, se não, a vitória, seja de quem for, não passará de folclore balofo a encobrir a hipocrisia das palavras, mas deixando a realidade bem afastada das responsabilidades de todos e de cada um.

O Evangelho de hoje fala-nos da felicidade (Lc 6, 17). Jesus é o Caminho; a sua "visão" é a água que alimenta a planta situada junto às correntes de água (Jer 7, 8)".

In "A Caminho" Paróquia de SPPV-VI Domingo de Tempo Comum, 11.02.2007.

Põe-te a andar,
não podes parar,
amanhã ainda vai nascer um novo dia,
amanhã o sol ainda vai brilhar,
a vida ainda faz muito sentido.

Levanta-te

olha ao alto

respira ao fundo

põe-te a caminhar

o horizonte à tua espera

é por ninguém o teu lugar.

Mais alto quero voar

o mais belo da vida quero encontrar

com as asas do sonho

com a força da vontade

rumo ao interior nunca descoberto.

Para isso quero a paz

para tal quero viver

(acima de tudo!)