"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

31 de dezembro de 2007

Di Batas Waktu

Penghujung tahun 2007 sudah di ambang batas. Angka-angka terus berubah menunjukkan hari dan waktu yang terus bergulir. Angka dan waktu bersatu dalam hitungan. Namun tahun yang akan berlalu ini bukan sekedar sederetan angka 2,0,0,7. Ia bermakna lebaih dari itu. Ada sejarah tercatat di sana. Ada cerita terukir dengan beraneka warna. Ada kisah yang akan tetap bersaksi tentang angka-angka tahun ini. Masing-masing kita telah mengukir di atas wajah bumi ini kisah dan kenangan kita tersendiri. Pelbagai makna menjelma di lubuk terdalam menjadikan hidup bagai di tapal batas selalu dan selalu.
Kita mungkin terus rindu untuk mengukir kenangan dengan huruf-huruf kehidupan seindah mungkin. Kita mungkin terus berharap menulis kisah kehidupan ceria di atas kertas buram bumi kita. Kita mungkin terus berharap mencerna setiap makna kehidupan dengan senyum dan tawa, bahagia dan sentosa selalu. Itulah harapan kita selalu.
Namun kenyataan kadang berbicara lain. Kita terbangun dalam kegelapan malam dikejutkan oleh mimpi buruk sang waktu. Kita melihat wajah muram bumi kita yang terus menangis darah bersama anak-anaknya yang terus merana. Warna hari-hari kita tak secerah mentari siang hari.
Namun begitulah kehidupan. Kita akan terus bertetangga bahkan serumah dengan kenyataan-kenyataan semacam ini. Karena itu harapan adalah kekuatan kita. Kita terus berharap akanterbitnya hari baru, lahirnya zaman baru. Mari kita tunduk dan bersembah kepada Dia, Sang pemilik kehidupan, sambil bersyukur untuk anugerah teramat indah yakni hidup itu sendiri, dan memohon kesuksesan, kedamaian dan keadilan untuk esok hari.
Selamat tinggal 2007,
Selamat datang 2008.



SELAMAT TAHUN BARU
UM FELIZ E PRÓSPERO ANO NOVO
2008


30 de dezembro de 2007

Di rumahnya Pa Paul dan Ibu Nini di Carcavelos
(Hi Ka Frans apa kabarnya di Manado??)









Jembatan penghujung tahun 2007 - 2008
Inilah para peziarah
akhir tahun
menuju pintu gerbang
tahun 2008

Ke mana kita harus melangkah
sementara kita harus mencari
arah yang pasti
tuk menemukan yang terbaik
di persimpangan jalan ini.

Kita sudah berada di penghujung tahun
menanti tahun yang baru
mencari yang terbaru
dalam hidup penuh haru.


Carcavelos, 30.12.07

28 de dezembro de 2007

ENCONTRO DE NATAL SVD/SSpS


Entre os dias 26 e 28 de Dezembro de 2007 realizou-se o habitual encontro de Natal dos Missionário do Verbo Divino em Portugal a fim de celebrar juntos a encarnação do Verbo Divino. A comunidade de Lisboa teve a honra de receber os confrades vindos de Fátima, Guimarães, Tortosendo e Almodovar. As Irmãs SSpS também foram convidadas para este encontro.
Entre as actividades realizadas houve um passeio cultural na tarde do dia 27 ao magnífico palácio de Mafra.





fotos: Eu

PRIMEIRO ANIVERSÁRIO DO FORUMJET

No dia 22 de Dezembro de 2007 realizou-se no Seminário do Verbo Divino, em Lisboa, a comemoração do primeiro aniversário do Fórum Juventude e Estudante Timorense (FORUMJET). Esta cerimónia iniciou-se, pelas 18h00, com a Eucaristia presidida pelo P. Aderito, SDB acompanhado pelo P. António Leite, SVD (Reitor do Seminário do Verbo Divino) e ainda pelos dois diáconos Feliciano e Floriano. Depois da eucaristia seguiu-se a apresentação das actividades realizadas pelo Fórum durante o ano que preste a terminar. O jantar e o animado convívio completaram o programa deste dia.
Estiveram presentes os jovens estudantes e famílias timorenses, os amigos e outros convidados. O embaixador de Timor-Leste em Portugal, o Sr. Doutor Manuel Abrantes, também esteve presente. Foi uma alegria, para os Missionários do Verbo Divino, de receber estes amigos na sua casa, como foi expresso nas palavras do seu Reitor.








PRIMEIRO ANIVERSÁRIO DO FORUMJET


Eucaristia e convívio










25 de dezembro de 2007

Ia datang dan terus datang

tanpa batas dan tapal waktu

sebab Dia adalah kekal

dan kekekalanNya bembelah ruang dan waktu.

Mari berkaca pada misteri

ketika kesadaran menyentak kalbu

pada keterbatasan manusiawi kita

mencatat hari dalam kefanaan.

24 de dezembro de 2007


"Hoje na terra nasceu o AMOR,
DEUS para os homens, Salvador..."




23 de dezembro de 2007

SELAMAT IDUL ADHA 1428 H
BAGI YANG MERAYAKANNYA!


...Peace 4 all and 4 ever...

NATAL DAN KERINDUAN AKAN PERDAMAIAN

Natal sudah di depan mata, Natal sudah di ambang pintu (atau lebih tepatnya Perayaan Natal, karena Natal seharusnya adalah perayaan kehidupan harian). Banyak persiapan yang sudah dan sedang dibuat banyak orang untuk menyambut perayaan bermakna ini. Banyak hiasan, kado dan ucapan selamat menjadi kepedulian utama banyak orang.
Namun kalau kad0 yang terindah yang dapat kita minta atau kita beri atau kita impikan dalam konteks Natal saat ini adalah perdamaian antara umat manusia. Perdamaian: Kerinduan terdalamku untuk sebuah Natal yang sempurna.
Betapa tidak, hari-hari kita terus mengukir kekelaman pada kanvas kehidupan dengan pertentangan, pertikaian, pergolakan bahkan perang. Bumi kita menangis darah oleh keserakahan dan keangkuhan anaknya sendiri. Saudara dan saudari, sesama makluk ciptaan Tuhan tidak lagi saling peduli, tidak lagi saling mengenal. Ada luka yang tergores, ada sakit yang mengekang...
Perdamaian, keharmonisan, kerukunan, toleransi dan sikap saling menghormati adalah nilai-nilai universal kemanusiaan yang patut mendapat perhatian dari setiap kita yang rindu akan kesejahteraan rohani dan jasmani.
Kiranya Natal tahun ini membawa embun pengharapan akan sebuah dunia yang harmonis supaya kita sehati sejiwa melantunkan madah kemuliaan kepada Sang pemilik kehidupan. Natal adalah peringatan akan sebuah kelahiran, sebuah kehidupan baru. Semoga kita lahir baru dalam semangat cinta kasih yang tulus.
Perdamaian: kerinduan Natalku yang terdalam! Ia berawal dari dan dalam diri kita masing-masing.

Peace 4 all and 4 ever! I wish u a wonderful peace in this seasons

A Paz: desejo de um Natal



21 de dezembro de 2007



...BOAS FESTAS...
FELIZ NATAL E PRÓSPERO ANO NOVO
SELAMAT NATAL DAN BAHAGIA TAHUN BARU
TABÉ NATAL MA MLILE TÓN FÊU




17 de dezembro de 2007

Mempertanyakan Nilai Keberagamaan di Tanah Air

Dari berbagai berita yang tiba dari tanah air belakangan ini tak sedikit yang mencemaskan dan menggelisaukan. Salah satu di antara adalah "perampasan" atas hak menjalankan ibadah dari segelintir orang atau kelompok tertentu terhadap penganut agama lain. Mencemaskan memang! Di negeri di mana kebebasan beragama diatur oleh Konstitusi dan kebebasan menjalankan ibadah menjadi hak setiap warga negara masih ada saja tindakan semacam ini. Anehnya lagi berbagai pengrusakan, penyerbuan dan penyegelan terhadap rumah-rumah ibadah mencakup agama-agama resmi yang diakui negara. Bahkan pemerintah dan pihak keamanan tidak menjamin sama sekali berlakunya hukum secara adil. Mengherankan memang, di abad pos-modern ini kita masih seperti para penghuni hutan rimba dengan hukum hutan rimbanya.
Pertanyaan mendasar perlu dikedepankan berhadapan dengan kenyataan ini: seberapa dalam nilai keberagamaan warga-warga negeri ini yang "katanya" pancasilais? Benar-benar beradapkah kita? Sejauh mana tata susila kita dipraktekkan? Jawaban paling ekstrim mungkin ini: tidak seberapa jauh dari sekedar ucapan di mulut dan bibir!
Tingkah laku sebagian orang membawa kita mengeneralisasi semua warga tanah air semacam ini. Tentunya bukanlah demikian tapi kita harus berani mengeritik diri sendiri.
Dari negeri seberang kita dengan mudah merasakan bagaimana jauh berbedanya praktek kehidupan bermasyarakat kita. Enak rasanya hidup di negara berdemokrasi yang benar-benar demokratis, dimana rakyatlah yang pertama dan terutama. Pedih rasanya hidup di negeri demokrasi hanya pada nama. Main hakim sendiri tanpa sedikitpun rasa kemanusiaannya.
Kegelisauan hati ini sampai membawaku berpikir apakah masih ada orang di tanah air yang menggunakan otaknya untuk berpikir kritis. Jangan sampai jumlah penduduk yang terlampau banyak membuat orang tidak lagi berpikir. Pekerjaan berpikir hanya dikhususkan kepada segelintir orang yang mau berpikir dan bertindak kritis. Mungkin sebagian besar sudah tidak berpikir lagi. Otak di kepala mereka cuma bagian tak terpisahkan dari tubuh yang tak berfungsi selayaknya, kebetulan mereka sudah terlahir demikian. Benarkah? Mudah-mudahan tidak.
Manusia adalah satu-satunya makluk ciptaan yang dilengkapi akal budi untuk berpikir dan bertindak kritis. Insting dan naluri alamiah hanya dimiliki makluk ciptaan yang bukan bernama manusia. Apakah kita mau "mencaplok" milik alamiah makluk ciptaan lain dengan menghidupi insting dan naluri tanpa akal budi? Banyak tingkah laku kita menunjukkan kalau kita tidak lebih dari.... makluk-makluk yg cuma berinsting dan bukannya berakal budi.
Kegalauan hati ini mungkin cuma sebuah penilaian subyektif belaka, namun situasi hidup beragama di tanah air yang kelabu membawaku berpikir demikian.
Aku beragama A mungkin karena kebetulan aku lahir dari keluarga dan lingkungan beragama A. Tapi aku bisa saja beragama B kalau aku lahir dari keluarga beragama B. Dari pikiran sederhana ini membawaku untuk tidak menganggap diri lebih dari yang lainnya karena aku bisa saja menjadi bagian dari yang "lain" itu. Ini cumalah contoh sederhana untuk tidak memusingkan otak untuk berpikir banyak. Namun ada banyak contoh lain yang lebih mendalam dan mendasar kalau kita memang benar-benar berakal budi dan mau memfungsikan otak kita untuk berpikir kritis sesuai fungsinya.
Akhirnya aku harus mengadukan rasa keberagamaan negeriku sendiri ke depan pengadilan akal budi untuk mencari tahu apakah warga-warga negeri ini juga termasuk dalam kelompok makluk berakal budi yang bisa bertindak dan berbicara sesuai nilai kemanusiaannya yang paling hakiki!
Akhir tahun yang merisaukan...

16 de dezembro de 2007






Recebi esta mensagem que tem alguma graça:
Há amizades que... valem a... PENA,
mas a tua vale... a GALINHA toda!!
fotos: Eu


14 de dezembro de 2007

Pôr-do-Sol visto do Padrão dos Descobrimentos, Belém
no dia da assinatura do Tratado de Lisboa, 13.12.07


Numa tarde de Inverno...

Não há outra coisa mais bonita...

do que contemplar este maravilhoso pôr-do-sol...

obra das mãos do Criador!

Os céus proclamam a glória de Deus

O firmamento anuncia a obra das suas mãos

O dia transmite a outro esta mensagem

E a noite a dá a conhecer à outra noite (Salmo 19)

***

Langit mewartakan kemuliaan Allah

dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya

Hari meneruskan berita itu kepada hari lain

dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam lain (Mz 19)


à beira do Tejo
Fotos: Eu

12 de dezembro de 2007


A vida peregrina...
Ziarah kehidupan...

Peregrinação de fé...
Ziarah iman...

Peregrinação de esperança...
Ziarah pengarapan...

Peregrinação de amor...
Ziarah kasih...

Rumo à felicidade eterna...

Menuju kebahagiaan abadi...

...A vida tem as suas cruzes, a vida tem as suas cores...

É a litania do peregrino!

Mas para o crente a vida deve caminhar

da noite para o dia, da escuridão para a luz

A Cruz Alta da Igreja Santíssima Trindade-Fátima

Fotos: Eu

4 de dezembro de 2007

Orndenação diaconal



A ordenação diaconal no Mostério dos Jerónimos, 2 de Dezembro de 2007