"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

21 de abril de 2007

Aku kembali

Kembali kutersungkur di hadapan wajahMu
O Sang Khalik abadi
mata memandang tak jemu
tangan terkatub sujud menyembah
sandarkan kepenatan hidup dalam dekapan kasihMu tulus.
Aku terdiam
mata memerah
hati lunglai
terkulai badan kehilangan hidup
aku terlampau lemah untuk kasih sebesar itu.
Aku kembali
aku datang lagi
aku sadar hanya dalam Dikaulah hidupku punya arti
bukakan pintu untuk dahaga jiwa ini.


"Aquele que dissimula as suas faltas, não prosperará;
mas quem as confessa e se emenda terá misericórdia" (Prov. 28, 13)

16 de abril de 2007


Eis que o Inverno já passou,
a chuva parou e foi-se embora;
despontam as flores na terra,
chegou o tempo das canções,
e a voz da rola já se ouve na nossa terra (Cânt. 2, 11-12)
_____________
Lihatlah musim dingin telah lewat,
hujan telah berhenti dan sudah lalu.
Di ladang telah nampak bunga-bunga,
tibalah musim memangkas;
bunyi tekukur terdengar di tanah kita (Kid. 2, 11-12)

11 de abril de 2007

Yang khas dari ucapan selamat ala portugis

Ada yang menarik dari ucapan-ucapan selamat orang portugis. Di saat bertemu orang akan mengucapkan selamat di ikuti dengan tanda selamat. Lalu diikuti pertanyaan lanjutan yang sudah menjadi kebiasaan: como está?/como estás? (apa kabar?); tudo bem (baik-baik?); passou bem? (passed well?) . Untuk orang yang baru tiba dari sebuah perjalanan atau baru saja menyelesaikan ujian atau pekerjaan lain, etc ada juga kebiasaan untuk bertanya bagaimana perjalanan atau ujian atau pekerjaannya, berjalan baik atau tidak, lancar atau tidak, etc walaupun cuma basa-basi.
Lalu di saat berpisah, selain ucapan selamat dan tanda berpisah: ate já, até logo, até breve (sampai jumpa), até qualquer dia (sampai kapan-kapan), até amanhã (sampai besok), etc, diikuti dengan: se Deus quiser! (kalau Tuhan menginginkan/mengizinkan).
Dari seruan-seruan ini saya kira terungkap harapan, keinginan dan perhatian kepada lawan bicara kita. Di sini terselip besarnya rasa kekeluargaan dan keterlibatan, bukannya ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi dengan orang lain, tetapi sebaliknya, menunjukkan kalau saya punya perhatian terhadap apa yang terjadi dengan orang yang ada di hadapan saya, yang adalah juga saudara saya. Dan semuanya ini di serahkan ke dalam kehendak Tuhan. Saya punya keinginan untuk kembali bertemu dengan orang yang baru saja saya jumpai tetapi Tuhan mungkin punya rencana lain yang tak terselami.

Bersalaman ala portugis

Sebelum menulis kebiasaan bersalaman ala potugis, aku bertanya apakah ada gunanya. Sudah lima tahun saya mengembara di negeri ini. Saya sudah sedikit terbiasa dengan tata cara orang di sini. Tapi mengingat kembali hari-hari pertama saya tiba di sini, saya kembali teringat bahwa segala-galanya menjadi baru bagiku. Karena itu saya berpikir ada baiknya menulis sesuatu tentang tata cara orang Portugis, mungkin berguna bagi orang lain. Aku memulai dengan tata cara bersalaman.
Orang portugis punya kebiasaan saling menyapa dan bersalaman waktu bertemu atau hendak perpisah. Untuk orang yang belum saling mengenal, salamannya dimulai dengan ucapan selamat (bom dia/selamat pagi, boa tarde/selamat sore, boa noite/selamat malam) lalu saling berjabatan tangan. Untuk orang yang sudah saling mengenal (teman, keluarga, kenalan dll), ucapan selamat diikuti dengan jabatan tangan untuk sesama laki-laki; untuk laki-laki dan perempuan dengan ciuman di kedua pipi dan begitupun untuk sesama perempuan (dimulai dengan pipi kanan). Seringkali terdengar bunyi desis di bibir, menandakan keakraban. Ciuman di kedua pipi juga biasanya diberikan antara bapa dan anak laki-laki. Ciuman di bibir hanya untuk pasangan suami istri dan untuk pacar. Tanda keakraban ini juga sering dikuti dengan pelukan baik untuk laki-laki maupun perempuan yang sudah lama tak bertemu atau untuk teman atau keluarga akrab. Kalau bertemu dengan teman, keluarga atau kenalan dan bersama dengannya ada orang lain yang belum dikenal maka ia akan memperkenalkan orang ini yang akan diikuti dengan ucapan selamat dan jabatan tangan baik untuk perempuan maupun laki-laki atapun bisa dengan tata cara bersalaman seperti sudah saling mengenal. Dan ucapan selamat ini diikuti dengan seruan: muito prazer atau muito gosto (dengan senang hati).
Ucapan dan tanda selamat ini diberikan saat bertemu dan diulangi lagi saat akan berpisah, meskipun cuma pertemuan atau perpisahan sebentar saja.
Secara singkat:
Orang yang tidak/belum/baru dikenal: jabatan tangan
Orang yang dikenal: laki2-laki2= jabatan tangan; laki2-perempuan= ciuman di kedua pipi; perempuan-perempuan= ciuman di kedua pipi.
NB: Di antara anak-anak muda mulai terlihat cuma sekali ciuman.

Tapaleuk di Lisbon


Perjalananku sore ini tak seberapa jauh. Musim dingin telah pergi digantikan oleh musim semi, namun udara dingin masih juga terasa. Cuaca sore ini tidak begitu bersahabat tapi tak ada tanda-tanda akan turun hujan. Cuma untuk sedikit mengusir kepenatan di tengah kesibukan harian, aku membuang langkah ke luar. Tempat tujuanku belum pasti. Tapi aku mau jalan-jalan.
Aku akhirnya tiba di pusat kota Lisabon. Kota tua nan indah dan megah yang menyimpan berjuta catatan sejarah. Monumen-monumen bersejarah yang tersebar di kota ini adalah saksi hidup kejayaan masa lampau.
Siapa sangka kota tua namun terawat dan tertata rapi ini (karena itu sebaiknya disapa kota antik?) telah menjadi pusat dunia? Ah, siapa pernah bermimpi di suatu hari akan menginjakkan kaki di sini? Aku pun tidak. Tapi siapa sangka aku kini berjalan-jalan di kota ini?
Aku sudah sering dan sering berkeliling di seputar alun-alun ini, namun selalu dan selalu saja ada sesuatu yang baru. Matahari musim semi perlahan mulai tersenyum. Di sana-sini terlihat orang mulai berjemur matahari. Banyak sekali turis yang lalu lalalang, tentunya datang mencari cuaca yang lebih panas, maklumlah cuaca di sini masih jauh lebih bersahabat dari cuaca di negara-negara lain di Eropa.
Aku cuma mondar-mandar, sesekali berdiri diam menatap artis-artis jalanan. Di balik jalan sana ada galeri para pelukis di pelataran toko. Musik tradisional samar-samar terdengar dari speaker yang tersebar di sudut-sudut jalanan.
Aku termenung, spertinya bertanya pada diri sendiri, mungkin setiap benda, sampai batu-batu jalanan, di pusat kota ini punya sejarahnya. Ah Lisabon... Sore yang kembali indah di awal musim semi. Kepenatanku telah pulih. Aku punya inspirasi: mari mencatat sejarah sebelum ia terlupakan!

10 de abril de 2007


Porque buscais o Vivo entre os mortos?
Não está aqui.
RESSUSCITOU!