"A Palavra é do Tempo, o Silêncio da Eternidade"

29 de abril de 2009

Flu Babi



Hari-hari ini, Tuhan, dunia kembali dikejutkan oleh satu lagi virus yang mengancam nyawa manusia, namanya Flu Babi. Flu yang datangnya dari binatang yang namanya Babi. Virus ini mulai beraksi di Meksiko dan telah memakan korban jiwa. Flu ini kini berkelana ke hampir seluruh penjuru dunia. Seperti manusia yang suka melancong, virus inipun mulai mengunjungi tempat-tempat kesukaannya. Karena itu semua negara kini was-was, cemas dan mulai mengambil tindakan preventif dan kuratif.

Begitulah, Tuhan, hewan-hewan pun mulai tak bersahabat dengan manusia. Mereka yang selama ini menjadi santapan lezat manusia, kecuali mereka yang vegetarian atau alasan keagamaan, kini balik menyerang manusia. Mereka kini memainkan peran bukan lagi sebagai korban tetapi pemakan korban. Masih segar dalam ingatan kami flu burung yang juga sempat meresahkan masyarakat dunia dan juga memakan korban jiwa.

Tuhan, dunia ini sepertinya sudah tidak bersahabat lagi dengan manusia. Mulai dari bencana alam, perang sampai penyakit yang mematikan. Isu-isu seperti pemanasan global kembali menyadarkan manusia kalau bukan hanya mereka saja yang bernyawa. Alam raya, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan pun bernyawa. Dunia dan bumi ini bukan melulu hak milik manusia semata. Ciptaan lain selain manusia pun memiliki hak dan tempat atas bumi ini.

Begitulah Tuhan, saat kami terlalu egois, kami sendiri yang harus membayarnya kelak (atau saat ini) dengan harga yang mahal. Bukankah kami yang terlebih dahulu memusuhi ciptaan lain? Bukankah manusia yang pertama-tama tidak bersahabat dengan alam?

Tuhan, berikan kami kesadaran yang cukup untuk menghormati alam ciptaan-Mu dan bersahabat dengan siapa dan apa saja.

28 de abril de 2009

Krisis Mundial



Tuhan, akhir-akhir ini aku terpana membaca, mendengar dari siaran TV, radio dan langsung dari orang-orang di sekitarku tentang krisis ekonomi yang lagi melanda dunia. Mengenai krisis berkepanjangan di tanah airku itu bukan lagi hal baru bagiku. Krisis ekonomi yang berimbas pada berbagai krisis landa telah melanda tanah air lebih dari belasan tahun. Sampai hari ini krisis-krisis itu belum pulih benar. Krisis-krisis itu akhirnya mendapat imbasnya akibat virus yang sama telah menular ke negara-negara mapan di Eropa, bahkan, bayangkan... si super power Amerika Serikat.

Ya betul, Tuhan, aku menyaksikan sendiri di sini, salah satu negara eropa yang kini menjadi tempat tinggalku, banyak orang kelabayakan, terkejut dan dikejutkan dengan krisis ekonomi ini. Banyak pabrik dan tempat kerja ditutup. Akibatnya banyak tenaga kerja harus berlibur panjang, alias di-PHK-kan. Kalau begini, Tuhan, mereka harus buat apa. Cari kerja lain? Tidak semudah itu. Karena mereka yang tadinya bekerja kini menambah jumlah mereka yang sebelumnya tidak bekerja, atau lebih tepatnya, mereka yang belum beruntung mendapat kerja.

Benar-benar menegangkan, Tuhanku. Sungguh! Bayangkan, orang-orang harus merubah cara hidupnya, harus hitung matang-matang supaya bisa mencapai akhir bulan. Oh ya, parahnya lagi muncul berbagai tindak kejahatan: pencurian, perampokan, pembunuhan... Ini juga akibat dari krisis? Entahlah.

Engkau pasti lebih tahu, Tuhan, situasi sekarang. Karena itu tidak seharusnya saya menulis ini buat-Mu. Tapi itulah, Tuhan, situasi anak-anakMu sekarang. Salah kami sendiri, bukan? Tentu saja. Tetapi banyak kali ini kesalahan segelintir orang atau sekelompok orang yang hanya ingin mencari keuntungan sendiri dan akhirnya yang dirugikan adalah rakyat kebanyakan, yang tidak tahu apa-apa. Ampuni kami Tuhan, ampuni mereka yang bersuka-ria di atas penderitaan tetangga dan sesamanya. Tunjukkan kami alternatif untuk bisa kelaur dari krisis ini. Biar kami miskin harta yang penting tidak miskin iman. Biar kami kekurangan barang-barang material yang penting kami kecukupan kasih sayang. Biar kami kelaparan karena harus makan lebih sedikit dari biasanya dan kehausan karena tidak lagi bisa minum sesuka hati minuman kesukaan kami, yang penting kami tidak lapar dan haus akan keadilan dan perdamaian.

Untuk hari ini cukup dulu curhatku, Tuhan!

27 de abril de 2009

Kata-Kata Bijak 17



- Yang seharusnya menjadi karakter kaum muda adalah kerendahan hati, kesederhanaan, kasih, moderasi, dedikasi, kepandaian, keadilan, pendidikan. Inilah kebajikan-kebajikan yang harus membentuk karakter mereka (Socrates)

- Betapa indahnya masa muda,/ namun ia akan berlalu/ Siapa ingin menjadi bahagia, berbahagialah;/ karena besok tidak ada kepastian (Lourenço Médicis)

- Masa muda adalah kemabukan tanpa anggur (Johann Goethe)

- Masa muda seharusnya dijinakkan dengan rasio, bukan dengan kekuatan (Publio Siro)

- Dilihat oleh kaum muda, hidup itu adalah masa depan yang amat panjang, dilihat oleh orang dewasa, hidup itu masa lalu yang begitu singkat (Atrhur Schopenhauer)

Etiquetas: , ,

25 de abril de 2009

Dia da Liberdade

Vinte e Cinco de Abril...
25 de Abril...

Dia da Liberdade
em Portugal...

VIVA LIBERDADE!


Etiquetas: ,

24 de abril de 2009

A Ilha das Trevas-Pulau Derita

"E, quando me perguntaram o que me fez enfrentar todos estes horrores, o que me fez combater, o que me fez resistir, o que me fez sobreviver, respondo sempre que não foi a coragem, nunca se colocou a questão da coragem. O que me fez estar vivo e enfrentar os bapas foi uma coisa imensamente mais simples. Foi o medo" (In José Rodrigues dos Santos, A Ilha das Trevas (8ª ed.), Lisboa: Gradiva, Janeiro 2009, p. 345)
"Dan, ketika mereka bertanya kepadaku apa yang memampukan aku untuk menghadapi semua horor ini, apa yang membuatku berjuang, apa yang membuatku bertahan, apa yang menjadikanku bertahan hidup, aku selalu menjawab bahwa bukan keberanian, tidak pernah soal keberanian. Yang membuatku bertahan hidup dan menghadapi para bapa adalah sesuatu yang begitu sederhana. Dia adalah ketakutan"

A Ilha das Trevas atau Pulau Derita adalah sebuah novel dari penyiar TV dan jurnalis RTP Portugal, yang juga seorang dosen, José Rodrigues dos Santos. Novel ini pertama kali diterbitkan tahun 2002 oleh Temas & Debates dalam koleksi "Ficção/Verdade"-Fiksi/Kebenaran. Lalu 2003 oleh Círculo de Leitores. Novel ini diedit dan diterbitkan lagi pada April 2007 (edisi pertama) oleh penerbit Gradiva. Novel ini telah mencapai edisi ke-8 pada Januari 2009.



Novel ini merupakan kumpulan fakta yang dirangkai dalam sebuah narasi tentang kebenaran. Atau dalam bahasa penulis, menceritakan kebenaran lewat fiksi. Tetapi tidak seluruhnya fiksi karena novel ini sendiri adalah novel tentang fakta dan kebenaran.
A Ilha das Trevas atau Pulau Derita mengisahkan peristiwa "invasi" Indonesia atas Timor-Leste -dalam bahasa Barat- atau proses "integrasi" Timor-Leste ke NKRI -dalam bahasa pemerintahan RI. Karena itu kisah ini dimulai dari proses panjang "invasi" / "integrasi" sampai proklamasi kemerdekaan República Democrática de Timor-Leste (Republik Demokratik Timor-Leste), dengan berbagai aksi dan peran besar TNI dengan Kopassus-nya. Aksi-aksi yang telah memakan ribuan bahkan jutaan nyawa demi sebuah kemerdekaan. Kisah, fakta dan kebenaran yang tidak pernah disiarkan oleh stasiun radio atau TV Indonesia, tidak pernah ditulis dalam surat kabar atau majalah di Indonesia, tidak pernah dipublikasikan dalam buku-buku sejarah di Indonesia. Atau dengan kata lain, kisah yang bertolak belakang dengan apa diketahui oleh orang kebanyakan di tanah air. Dan tentunya tidak semua mengetahui kisah-kisah sebenarnya. Saya yakin hal yang sama terjadi dengan saudara-saudara kita di daerah-daerah konflik seperti Aceh dan Papua.
Karena itu novel ini adalah sebuah "dokumen sejarah" yang menyakitkan, menyedihkan dan mengharukan untuk dikenang, menginformasikan, mencerahkan dan memerdekakan untuk menatap ke depan.

Etiquetas: , , , , ,

Kata-Kata Bijak 16




Tuhan bersabda: Aku adalah harta karun yang sebelumnya tak dikenal seorangpun, dan Aku ingin merevelasikan diri. Karena itu Aku menciptakan manusia (Hugo Hofmannsthal)

Tuhan adalah Sang Penyair, manusia hanyalah aktor (Honoré de Balzac)

Tuhan menganugerahkan kepada kita rahmat kehidupan. Adalah tanggung jawab kita untuk menghidupi rahmat itu (Voltaire)

Kemahakuasaan Tuhan tidak berada dalam angin ribut tapi pada angin sepoi (Rabindranath Tagore)

Tuhan adalah hukum dan pembuat hukum alam semesta (Albert Einstein)

Etiquetas: ,

21 de abril de 2009

Kata-Kata Bijak 15


Seorang sahabat sejati adalah harta milik terbesar, tetapi dari semua harta milik dialah yang paling sedikit dicari (François la Rochefoucauld)

Semua kekayaan duniawi tidak dapat ditukar dengan seorang sahabat (Voltaire)

Siapakah seorang sahabat? Dialah 'aku-ku yang lain' (Zenon)

Koreksilah sahabat Anda secara pribadi tetapi pujilah dia di depan umum (Leonardo da Vinci)

Lonceng berdentang sangat lain ketika soerang sahabat meninggal dunia (Matin Luther)

Seorang sahabat adalah seseorang dengannya saya dapat berbicara jujur. Di hadapannya saya dapat berpikir dengan suara nyaring (Ralph Emerson)

Satu-satunya pahala dari kebajikan adalah kebajikan itu sendiri. Satu-satunya cara untuk mendapatkan sahabat adalah menjadi seorang sahabat (Ralph Emerson)

Sahabat-sahabat kita mengenal kita dalam kemakmuran. Kita mengenal sahabat-sahabat kita dalam kemalangan (John Collins)


Etiquetas: ,

20 de abril de 2009

Caminhada Vocacional


Realizar-se-á nos próximos dias 1 a 3 de Maio de 2009 a terceira caminhada vocacional organizada pelos Missionários do Verbo Divino (SVD), irmãs Missionárias Servas do Espírito Santo (SSpS) e grupo Diálogos, Leigos SVD para a Missão. O persurso será de Guimarães a Sameiro.

Etiquetas: , ,

19 de abril de 2009

Kata-Kata Bijak 14



Cinta sejati itu ibarat penampakan roh: semua orang membicarakannya, tetapi sedikit orang yang melihatnya (François La Rochefoucould)

Kita melewatkan setengah dari hidup kita untuk menanti mereka yang kita cintai dan setengahnya untuk melepas-pergikan mereka (Victor Hugo)

Mencintai adalah menikmati dalam pelukan seseorang yang amat dicintai bagian dari surga yang ditempatkan Tuhan dalam raga (Victor Hugo)

Pendengaran adalah jalannya jiwa (Voltaire)

Mata adalah penerjemah jiwa, tetapi hanya mereka yang mempunyai per-HATI-an yang mampu mengerti bahasa ini (Blaise Pascal)

Cinta dan kasih sayang tidak mempunyai usia; ia lahir baru setiap saat (Blaise Pascal)

Etiquetas: , ,

18 de abril de 2009

Kata-Kata Bijak 13

Apa gunanya manusia menaklukkan seluruh dunia jika ia kehilangan jiwanya? (Blaise Pascal)

Kedamaian batin adalah surganya manusia (Plato)

Yang tidak kelihatan itu nyata. Jiwa-jiwa mempunyai dunianya tersendiri (Alfred de Vigny)

Manusia zaman sekarang, untuk selamat, hanya butuh satu hal: membuka hati kepada kebahagiaan (Bertrand Russell)

Tak ada sesuatupun yang lebih baik untuk sebuah jiwa selain dari mengurangi kesedihan jiwa yang lain (Paul Verlaine)

Tempatkan jiwamu sedemikian tinggi sehingga kesalahan tidak dapat menjangkaunya (René Descartes)

Ada kemenangan yang hanya dapat diraih dengan korban jiwa, tetapi jiwa itu sendiri lebih bernilai dari kemenangan apapun (Rabindranath Tagore)

Etiquetas: ,

17 de abril de 2009

Kata-Kata Bijak 12



KASIH tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu IMAN, PENGHARAPAN dan KASIH, dan yang paling besar di antaranya ialah KASIH.

St. Paulus dari Tarsus

16 de abril de 2009

Catatan Kecil



Berjuta jalan simpang membentang di depan mata. Itu bukan lagi hal baru. Di antara jalanan yang tak lagi terhitung jumlahnya, entahlah jalan simpang masih cukup membantu untuk memperpendek jarak peziarahan ini.

Batin terus bergetar, tanya terus terungkap dari bibir-bibir kelu yang haus akan sebuah kecupan kasih sayang. Hari berlanjut dan keyakinan ini sepertinya terus ditantang untuk terus mencerna butir-butir mutiara yang terselip di antara tajamnya bebatuan perjalanan ini.

Mungkin bukan apa-apa mengenang kembali musim barat yang mengerikan ketika kita menikmati cerahnya musim semi. Juga mungkin bukan apa-apa tersenyum bersama cerahnya hari di musim tak bernama, di saat kita terkungkung dalam dinginnya musim ini.

Boleh jadi angan-angan terus mempermainkan arah pikiran kita, sampai-sampai kesanggupan kita menyurut untuk sungguh-sungguh menghayati kenyataan hidup saat ini.

Terkadang lamunan itu teramat nikmat sampai kita lupa kalau itu cuma angan belaka dan lupa pula bahwa kita seharusnya kembali menjejakkan kaki di bumi ini. Begitulah perasaan terus memainkan perannya sementara kita turut larut di dalamnya.

Betapa kita boleh menikmati hidup sementara perjalanan terus kita telusuri. Kita berjalan dalam ritme Sang Khalik, banyak kali tak pernah kita sadari. Betapa roda perjalanan ini menuntun kita dalam lika-liku hidup ini...


Kata-Kata Bijak 11

KASIH itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.


Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
(St. Paulus dari Tarsus)

15 de abril de 2009

Ibu

Mail Forward



Sang ibu muda mulai melangkahkan kakinya di jalan kehidupan. 'Apakah jalannya jauh?' tanyanya. Sang pemandu menjawab: ’Ya, dan jalannya berat. Kamu akan menjadi tua sebelum mencapai akhir perjalanan ini... Tapi akhir perjalanan ini lebih mengesankan dari pada awalnya.’ Tetapi ibu muda itu sedang bahagia..


Ia tidak percaya bahwa akan ada yang lebih baik daripada tahun-tahun ini. Karena itu dia bermain dengan anak-anaknya, mengumpulkan bunga-bunga untuk mereka sepanjang jalan dan memandikan mereka di aliran sungai yang jernih. Matahari menyinari mereka dan ibu muda itu berseru: ‘Tak ada yang bisa lebih indah daripada ini.’


Lalu malam tiba bersama badai. Jalannya gelap, anak-anak gemetar ketakutan dan ketakutan. Ibu memeluk mereka dan menyelimuti mereka dengan mantelnya. Anak-anak itu berkata: ’Ibu, kami tidak takut, karena ibu ada dekat kami. Tak ada yang dapat menyakiti kami.’

Dan fajar pun tiba. Ada bukit menjulang di depan mereka. Anak-anak memanjat bukit itu dan akhirnya menjadi lelah. Demikian pun ibu mereka. Tetapi ia terus berkata kepada anak-anaknya: ’Sabar sedikit lagi, kita hampir tiba.’ Demikianlah anak-anak itu memanjat terus. Saat mencapai puncak, mereka berkata: ’Ibu, kami tak mungkin melakukannya tanpa ibu.’

Dan sang ibu, saat ia berbaring malam hari dan menatap bintang-bintang, berkata: ’Hari ini lebih baik daripada hari kemarin karena anak-anakku telah belajar daya tahan menghadapi beban hidup. Kemarin malam aku memberi mereka keberanian. Hari ini aku memberi mereka kekuatan.’


Keesokan harinya, ada awan aneh yang menggelapkan bumi. Awan perang, kebencian dan kejahatan. Anak-anak itu meraba-raba dan tersandung-sandung dalam gelap. Ibunya berkata: ‘Lihatlah ke atas. Arahkan matamu kepada sinar itu.’ Anak-anak menengadah dan melihat di atas awan-awan ada kemuliaan abadi yang menuntun mereka melalui kegelapan. Dan malam harinya ibu itu berkata: ’Inilah hari yang terbaik karena aku telah memperlihatkan Allah kepada anak-anakku.


Hari berganti minggu, bulan dan tahun. Ibu menjadi tua, kecil dan bungkuk. Tetapi anak-anaknya bertumbuh menjadi tinggi, kuat dan berjalan dengan gagah berani. Saat jalannya sulit, mereka membopongnya. Akhirnya mereka sampai ke sebuah bukit. Dan di kejauhan mereka melihat sebuah jalan yang bersinar dan pintu gerbang emas terbuka lebar. Ibu berkata: ’Saya sudah sampai pada akhir perjalananku. Dan sekarang saya tahu bahwa akhir perjalanan ini memang lebih baik dari pada awalnya. Karena anak-anakku dapat berjalan sendiri dan anak-anak mereka ada di belakang mereka.’


Dan anak-anaknya menjawab: ”Ibu selalu akan berjalan bersama kami... meskipun ibu sudah pergi melewati pintu gerbang itu.’ Mereka berdiri, melihat ibu mereka berjalan sendiri... dan pintu gerbang itu tertutup sesudah ia lewat. Dan mereka berkata: ”Kita tak dapat melihat ibu lagi tetapi dia masih bersama kita.” Ibu seperti ibu kita, lebih dari sekedar kenangan. Ia senantiasa hadir dan hidup.


Ibumu selalu bersamamu…. Ia adalah bisikan daun saat kau berjalan di jalan. Ia adalah bau pengharum di kaus kakimu yang baru dicuci. Dialah tangan sejuk di keningmu saat engkau sakit. Ibumu hidup dalam tawa candamu. Ia terkristal dalam tiap tetes air mata. Dialah tempat engkau datang, dia rumah pertamamu. Dia adalah peta yang kau ikuti pada tiap langkahmu. Ia adalah cinta pertama dan patah hati pertamamu. Tak ada sesuatu di dunia yang dapat memisahkan kalian: waktu, ruang, bahkan tidak pula kematian!

Kata-Kata Bijak 10


"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai KASIH, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku idak mempunyai KASIH, aku sama sekali tidak berguna.

Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai KASIH, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku"

(St. Paulus dari Tarsus)

12 de abril de 2009

Serra da Estrela

A vista da Serra da Estrela -a estrela das serras de Portugal- nestes dias da Páscoa.

S.E. feliciano




10 de abril de 2009

Santa Páscoa

Feliciano

Cristo Ressuscitou... Aleluia!
Kristus Bangkit... Aleluya!

SELAMAT PESTA PASKAH

UM FELIZ E SANTA PÁSCOA A TODOS

HAPPY EASTER

TABÉ PASKAH

8 de abril de 2009

Sortelha dan Belmonte

Kemarin saya berkesempatan mengunjungi dua tempat menarik dan bersejarah- dari sekian banyak tempat menarik- di Portugal: Sortelha dan Belmonte. Kalau tidak salah Sortelha adalah kali pertama tetapi Belmonte sudah tidak asing lagi karena sudah beberapa kali saya mampir ke sini.


Belmonte (Feliciano)
Belmonte (Feliciano)

Sortelha (Feliciano)

Sortelha (Feliciano)


Sortelha (Feliciano)

6 de abril de 2009

Masa Tenang

Inilah isi amplop besar yang saya terima dari Panitia Pemilihan Luar Negeri Lisabon. Isinya? Tentu saja surat suara dan embel-embelnya untuk pemilu. Maklumlah tanggal 9 April, bertepatan dengan hari H Pemilu Legislatif, dimulai pula rangkaian perayaan Paskah. Karena tugas dan waktu yang tidak memungkinkan sehingga saya hanya bisa memilih lewat pos dan tidak bisa ke KBRI Lisabon.



Hari-hari ini adalah hari-hari tenang bagi umat kristiani untuk menyambut perayaan Paskah. Hari-hari ini juga adalah masa tenang buat partai-partai politik menyongsong pemilu. Dua aktivitas yang saling bertolak belakang. Namun keduanya membutuhkan hari-hari tenang, masa refleksi. Kiranya hari-hari ini bisa menjadi masa tenang, baik bagi masyarakat Indonesia umumnya dan umat kristiani khususnya, untuk bisa menjalankan kedua "perayaan" ini dengan tenang. Syukurlah bahwa KPU dan pemerintah telah menunda pelaksanaan pemilu untuk Flores Timur dan Lembata karena alasan yang sangat mendasar. Kiranya ini semakin memotivasi toleransi, kerukunan dan perdamaian sebagai warga beriman dan warga negara yang baik.

SELAMAT PESTA PASKAH
SELAMAT PESTA RAKYAT





5 de abril de 2009

Pekan Suci


Hari ini umat Kristiani memasuki rangkaian perayaan Paskah. Hari ini dikenal sebagai hari Minggu Palma atau minggu daun-daun. Hari ini umat Kristiani memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem, disoraki sebagai Raja sekaligus "dipidana" hukuman mati: disalibkan. Dari hari minggu palma sampai hari minggu Paskah dikenal sebagai Pekan Suci karena hari-hari ini berlangsung serangkaian perayaan liturgi yang menjadi pusat iman kristiani. Hari Kamis Putih adalah perjamuan malam terakhir Yesus bersama dengan murid-muridNya. Dalam perjamuan ini Yesus "meninggalkan" kenangan terakhir akan diriNya yang kemudian dikenal sebagai sakramen Ekaristi. Selain sakramen Ekaristi juga diperingati institusi sakramen Imamat dan pelayanan dalam kasih yang dilambangkan oleh pembasuhan kaki para rasul. Pada hari Jumat Agung Yesus dihukum mati, menderita dan wafat di kayu salib. Hari Sabtu Aleluya Yesus menampakkan kemuliaanNya dan minggu Paskah Yesus bangkit dari alam maut.

Peristiwa ini terjadi lebih dari dua ribu tahun lalu atas diri Yesus dari Nazaret. Kini Ia hidup untuk selamanya. Ia wafat untuk bangkit. Ia wafat untuk kehidupan kekal. Kini Ia tidak menderita lagi. Kini Ia tidak wafat lagi. Bersama Yesus kita belajar bahwa kematian adalah sine qua non untuk kehidupan kekal. Untuk mencapai kemuliaan Minggu Paskah Yesus harus melewati sengsara Jumat Agung. Tiada kehidupan tanpa kematian. Kita harus mati untuk akhirnya bangkit dengan mulia. Benih harus jatuh ke tanah dan mati supaya bisa menghasilkan buah. "Benih yang jatuh ke tanah dan tidak mati tidak akan menghasilkan buah, tetapi benih yang jatuh ke tanah dan mati akan menghasilkan buah berlimpah". Kita belajar bersama Yesus untuk menderita demi kebahagiaan kekal.

Yesus tidak akan menderita dan wafat lagi namun Ia terus menderita dan wafat bersama dan dalam diri kita dan dalam diri saudara-saudaa kita yang kini mengembara di dunia. Ia menderita bersama orang-orang miskin dan terlantar yang tidak mempunyai harapan akan kehidupan esok hari. Ia menderita dalam diri orang-orang sakit yang kehilangan harapan, putus asa dan kecewa. Ia menderita bersama orang-orang tertindas akibat permainan para penguasa dunia yang hanya memikirkan bagaimana cara mempertebal dompetnya sendiri. Ia terus menderita bersama para penganggur dan para pekerja yang di-PHK-kan, yang tidak lagi mempunya pegangan masa depan, kehilangan kebahagian rumah tangga... Yesus terus menderita bersama saudara-saudaraNya yang cemas, was-was, terancam dan tidak tenang saat merayakan imannya karena takut akan ancaman sesamanya sendiri. Yesus terus dan terus menderita karena dosa dan salah kita. Sampai kapan kita membiarkan Tuhan kita menderita? Sampai kapan dunia kita mengucurkan air mata duka? Sampai kapan sesama kita harus ikut menderita karena ulah kita? Sampai kapan kita - manusia - harus menderita?

Kiranya Minggu Suci ini benar-benar menjadi momen yang tepat untuk kita berefleksi. Marilah kita belajar bersama Yesus memanggul salib kehidupan kita menuju bukit kehidupan abadi.

SEMOGA... AMIN!

3 de abril de 2009

Kata-Kata Bijak 9



  • Setiap orang bisa menjadi sahabat tetapi tidak semua dapat menjadi sahabat sejati.
  • Sangat mudah mencari lawan tetapi sangat susah mendapatkan seorang sahabat.
  • Seorang sahabat berani menegur dan mengoreksi meskipun berat dan kadang menyakitkan.
  • Semua orang mampu berpendapat tetapi tidak semua mampu mengungkapkannya di depan umum.
  • Seorang sahabat memaafkan tetapi sahabat sejati mengampuni.