26 de maio de 2006
25 de maio de 2006
MENARA GADING
Kau berdiri kokoh pada puncak kehidupan maya. Terlintas dalam benak gambaran samar-samar bagai memandang wajah pada permukaan air yang retak. Ada kegelisahan berbisik di sudut batin, minta sepenggal kata penenang. Ternyata kau telah terlanjur terjun dalam permainan tanpa kata.
Kegelisahan kian mencekam seolah dikejar roh yang paling menakutkan. Anehnya kau malah balik mengejar kegelisahan itu yang ternyata tak punya nyali tuk berdebat. Terbirit-birit ia berlari diterbangkan sepoi angin malam.
Di ujung jalan kalau tersenyum manja pada rembulan yang lagi mesra merangkul malam. Ternyata itu cuma menara gading anganmu belaka.
22 de maio de 2006
21 de maio de 2006
Bila kita berjalan tak mesti harus berpikir tentang siapa dan dengan siapa, sebab meski dalam diam membisu dan kesendirian kita masih berdiri rapat dengan bayang-bayang diri kita sendiri. Biarkan diri terus melangkah pada pucuk-pucuk pencarian tak menepi. Tanamkan tapak dan jangan biarkan jejak ini berlalu tertiup angin musim atau hilang terkubur lumpur jalanan. Biarkan dia yang di belakangmu terus menatap supaya ia tak kehilangan arah dan mengerti sesungguhnya ada seseorang yang telah melangkah mendahuluinya. Yakinlah bahwa kau tak sendirian. Engkau telah meretas tapak-tapak membekas buat dia labuhkan jejak pada langkah dan tapak yang sama. Mari ukir kata 'sahabat' dalam dermaga jiwa sebab di sanalah tempatnya berlabuh.
BERANDA JIWA
20 de maio de 2006
Berjuta jalan simpang membentang di depan mata, itu bukan lagi hal baru. Di antara jalanan yang tak lagi terhitung jumlahnya, entahkah jalan simpang masih cukup membantu tuk memperpendek jarak peziarahan ini.
Batin terus bergetar, tanya terus terungkap dari bibir-bibir kelu yang haus akan sebuah kecupan kasih sayang. Hari berlanjut dan keyakinan ini sepertinya terus ditantang untuk mencerna butir-butir mutiara yang terselip di antara tajamnya bebatuan perjalanan ini.
Mungkin bukan apa-apa mengenang kembali musim barat yang mengerikan ketika kita menikmati cerahnya musim semi. Juga mungkin bukan apa-apa tersenyum bersama cerahnya hari di musim tak bernama, di saat kita terkungkung dalam dinginnya musim ini.
Boleh jadi angan terus mempermainkan arah pikiran kita, sampai-sampai kesanggupan kita menyurut untuk sungguh-sungguh menghayati kenyataan hisup saat ini.
Terkadang lamunan itu teramat nukmat sampai kita lupa kalau itu cuma angan belaka dan lupa pula bahwa kita seharusnya kembali menjejakkan kaki di alam nyata.
Begitulah perasaan terus memainkan perannya sementara kita turt larut dalamnya.
Brtapa kita boleh menikmati hidup sementara perjalanna terus kita telusuri. Kita berjalan dalam ritme sang khalik, banyak kali tanpa kita sadari. Sementara roda perjalanan ini terus menuntun kita dalam lika-liku hidup.
19 de maio de 2006
SEM TÍTULO
Esta parede é forte demais
para o raio deste olhar
.........................
Dá-me o teu rosto
e ficas com o resto do meu dia
KETIKA TUHAN TAK LAGI BICARA
Ketika Tuhan tak lagi bicara
kitapun terbelenggu dalam kebisuan
terhimpit antara hinaan
ketakberdayaan Tuhan di hadapan manusia.
Tapi benarkah Tuhan telah benar-benar bisu?
Ketika Tuhan tak lagi bicara
Ia masih punya mulut kita untuk bicara
Ia masih punya kata-kata kita untuk tetap bersuara.
Hanya saja kitapun kadang terbisu
dibuai bisikan dunia maha dasyat
lalu kita lupa menyuarakan suara Tuhan
sementara Ia menanti dengan penuh sabar
kata-kata dari mulut kita.
Ketika Tuhan tak lagi bicara
Dia punya sejuta harapan
akan perpanjangan lidah kita
menyuarakan kebesaranNya.
Ketika Tuhan tak lagi bersuara...